SELAMAT DATANG DI BLOGNYA WORO IRNA LARASATI

DUNIA ILMIAH BERPALING KEPADA TUHAN

"Karena orang-orang sudah pasti terpengaruh oleh saya, saya ingin berusaha dan memperbaiki kerusakan besar yang mungkin telah saya lakukan." (Anthony Flew)

Surat-surat kabar saat ini mengulang perkataan Anthony Flew yang dipenuhi penyesalan ini. Di masanya, Anthony Flew adalah filsuf ateis terkenal. Sebagai seorang profesor filsafat asal Inggris yang kini berusia 81 tahun, Anthony Flew memilih menjadi ateis di usia 15 tahun, dan pertama kali memunculkan namanya sendiri di dunia akademis dengan sebuah karya yang terbit di tahun 1950. Selama 54 tahun kemudian, ia mendukung ateisme sebagai pengajar di universitas Oxford, universitas Aberdeen, universitas Keele dan universitas Reading, di banyak universitas di America dan Kanada yang ia kunjungi, dalam berbagai debat, di buku-buku, di ruang-ruang kuliah dan dalam tulisan-tulisannya. Namun baru-baru ini, Anthony Flew telah mengumumkan bahwa ia telah meninggalkan kekeliruan ini dan menerima bahwa alam semesta telah diciptakan.

Penyebab utama dari perubahan pandangan yang sangat mendasar ini adalah bukti jelas dan pasti yang diungkap ilmu pengetahuan tentang penciptaan. Setelah mengetahui kerumitan makhluk hidup yang didasarkan pada keberadaan informasi, Anthony Flew menyadari bahwa asal usul yang sesungguhnya dari kehidupan adalah rancangan cerdas (intelligent design) dan bahwa ateisme yang telah dianut dan dipertahankannya selama 66 tahun adalah filsafat yang telah terbantahkan.

Anthony Flew mengemukakan alasan-alasan ilmiah yang mendasari perubahan keyakinan ini dalam ungkapan berikut:

"Berdasarkan tingkat kerumitan yang hampir tak dapat dipercaya dari penataan yang dibutuhkan untuk memunculkan [kehidupan], penelitian para pakar biologi terhadap DNA telah menunjukkan bahwa suatu kecerdasan pastilah telah ikut campur tangan." (1)

"Sudah terlampau sulit bahkan untuk memulai berpikir tentang membangun sebuah teori alamiah tentang evolusi makhluk hidup pertama yang dapat berkembang biak." (2)

"Saya telah menjadi yakin bahwa sungguh mustahil makhluk hidup pertama berevolusi dari benda mati dan kemudian berkembang menjadi makhluk yang luar biasa rumitnya. " (3)

Penelitian DNA yang dikutip Anthony Flew sebagai alasan mendasar perubahan pandangannya telah benar-benar mengungkap fakta-fakta mengejutkan tentang penciptaan. Bentuk heliks (rantai ganda terpilin) dari molekul DNA , kode genetik yang ada padanya, susunan nukleotida yang menggugurkan teori kebetulan, kemampuan menyimpan sejumlah besar informasi, dan banyak penemuan mengejutkan lainnya telah mengungkapkan bahwa struktur dan fungsi-fungsi molekul ini dirancang bagi kehidupan dengan rancangan khusus. Ulasan para ilmuwan yang menggeluti penelitian DNA menjadi saksi atas fakta ini.

Contohnya adalah Francis Crick, salah seorang ilmuwan yang mengungkap bentuk heliks DNA. Dihadapkan pada penemuan tentang DNA, Francis Crick mengakui bahwa asal usul kehidupan mengisyaratkan sebuah keajaiban:

Seorang yang jujur, yang memiliki seluruh pengetahuan yang kini tersedia di hadapan kita, hanya dapat menyatakan bahwa dalam beberapa hal, asal usul kehidupan saat ini tampak hampir menyerupai sebuah keajaiban, sungguh banyak kondisi yang harus dipenuhi agar hal tersebut dapat terjadi. (4)

Berdasarkan perhitungannya, Led Adleman dari Universitas Southern California di Los Angeles mengatakan bahwa satu gram DNA dapat menampung informasi sebanyak satu triliun CD. (5) Gene Myers, seorang ilmuwan yang dipekerjakan pada Human Genome Project (Proyek Genom Manusia), mengatakan hal berikut ini ketika berhadapan dengan penataan menakjubkan DNA yang ia saksikan:

"Apa yang sungguh mengejutkan saya adalah arsitektur kehidupan... Sistemnya begitu teramat rumit. Sepertinya hal itu telah dirancang...Ada kecerdasan mahahebat di sana." (6)

Fakta paling mengejutkan tentang DNA adalah bahwa keberadaan informasi genetik yang terkodekan (berupa sandi) sudah pasti tidak dapat dijelaskan dalam istilah materi dan energi atau hukum-hukum alamiah. Dr. Werner Gitt, profesor di Institut Fisika dan Teknologi Federal Jerman (the German Federal Institute of Physics and Technology), mengatakan berikut ini seputar masalah tersebut:

Sebuah sistem pengkodean (sistem sandi) selalu merupakan hasil dari suatu proses mental... Perlu ditegaskan bahwa materi saja tidak mampu memunculkan kode apa pun. Seluruh pengalaman menunjukkan bahwa dibutuhkan sebuah wujud yang mampu berpikir yang dengan kehendaknya sendiri menggunakan kemauan bebasnya, kemampuan memperoleh pengetahuan, dan kemampuan berkaryanya… Belum pernah ada hukum alamiah yang dengannya materi dapat memunculkan informasi, belum pernah ada pula proses fisika atau fenomena materi yang dapat melakukan hal ini. (7)

Para ilmuwan dan filsuf pendukung penciptaan berperan besar dalam penerimaan perancangan cerdas (intelligent design) oleh Anthony Flew, yang didukung oleh semua penemuan ini. Sebelumnya, Anthony Flew turut serta dalam sejumlah debat dengan para ilmuwan dan filsuf yang mendukung penciptaan, dan saling bertukar pikiran dengan mereka. Titik balik dalam proses tersebut adalah sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Metasaintifik (the Institute for Metascientific Research) di Texas pada bulan Mei 2003. Anthony Flew ikut serta bersama dengan pengarang Roy Abraham Varghese, pakar fisika dan biologi molekuler asal Israel Gerald Schroeder, dan filsuf Katolik Roma John Haldane. Anthony Flew terkesan oleh kuatnya bukti ilmiah yang mendukung penciptaan dan karakter meyakinkan dari argumen-argumen penentangnya, dan menanggalkan ateisme sebagai keyakinan setelah diskusi itu. Dalam surat yang ia tulis kepada majalah Inggris, Philosophy Now edisi Agustus-September 2003, ia memuji buku Schroeder "The Hidden Face of God: Science Reveals the Ultimate Truth" (Wajah Tersembunyi Tuhan: Ilmu Pengetahuan Menyingkap Kebenaran Hakiki) dan buku Varghese "The Wonderful World" (Dunia Yang Menakjubkan). (8) Selama wawancara dengan profesor filsafat dan teologi Gary R. Habermas, yang juga berperan besar dalam merubah pandangannya (9), dan dalam video "Has Science Discovered God?" (Sudahkah Ilmu Pengetahuan Menemukan Tuhan?), ia secara terbuka menyatakan bahwa ia percaya pada perancangan cerdas (intelligent design).

"Kecerdasan Meliputi Alam Semesta"dan Keruntuhan Ateisme

Di hadapan seluruh perkembangan ilmiah sebagaimana dipaparkan di atas, pengakuan adanya perancangan cerdas (intelligent design) oleh Anthony Flew, yang terkenal sebagai pembela ateisme selama bertahun-tahun, mencerminkan sebuah pemandangan terakhir dalam proses keruntuhan yang dialami ateisme. Ilmu pengetahuan modern telah menyingkap keberadaan suatu "kecerdasan yang meliputi alam semesta", yang dengannya menyingkirkan ateisme.

Dalam bukunya "The Hidden Face of God" (Wajah Tersembunyi Tuhan), Gerald Schroeder, salah seorang ilmuwan pendukung penciptaan yang berpengaruh dalam merubah keyakinan Anthony Flew, menulis:

"Sebuah kesadaran, kearifan universal, meliputi alam semesta. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, khususnya yang meneliti sifat quantum dari materi penyusun atom, telah menggiring kita mendekati pemahaman yang mengejutkan: seluruh keberadaan adalah perwujudan dari kearifan ini. Di laboratorium-laboratorium, kita mendapatinya sebagai informasi yang pertama-tama secara fisik mewujud sebagai energi dan kemudian terpadatkan hingga menjadi bentuk materi. Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, terlihat mewakili satu tingkatan dari informasi, dari kearifan." (10)

Penelitian ilmiah terhadap cara kerja sel dan partikel-partikel penyusun atom materi telah mengungkap fakta ini tanpa dapat dibantah: Kehidupan dan alam semesta dimunculkan menjadi ada dari ketiadaan oleh kehendak dari suatu wujud yang memiliki kecerdasan dan kearifan yang mahatinggi. Tidak ada keraguan bahwa pemilik pengetahuan dan kecerdasan yang meliputi alam semesta di seluruh tingkatannya adalah Allah Yang Mahakuasa. Allah menyatakan kebenaran ini dalam Al Qur'an:

Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 2:115)



1- i Richard N. Ostling, "Lifelong atheist changes mind about divine creator," The Washington Times 10 December 2004; http://washingtontimes.com/national/20041209-113212-2782r.htm
2- Antony Flew, "Letter from Antony Flew on Darwinism and Theology," Philosophy Now; http://www.philosophynow.org/issue47/47flew.htm
3- Stuart Wavell and Will Iredale, "Sorry, says atheist-in-chief, I do believe in God after all," The Sunday Times, 12 December 2004; http://www.timesonline.co.uk/article/0,,2087-1400368,00.html
4- Francis Crick, Life Itself: Its Origin and Nature, New York: Simon & Schuster, 1981, hlm. 88
5- John Whitfield, "Physicists plunder life's tool chest", 24 April 2003; http://www.nature.com/nsu/030421/030421-6.html
6- San Francisco Chronicle, 19 February, 2001
7- Werner Gitt, In the Beginning Was Information, CLV, Bielenfeld, Germany, hlm. 64-7, 79
8- Antony Flew, "Letter from Antony Flew on Darwinism and Theology," Philosophy Now; http://www.philosophynow.org/issue47/47flew.htm
9- "Atheist Becomes Theist: Exclusive Interview with Former Atheist Antony Flew;" http://www.biola.edu/antonyflew/index.cfm
10- Gerald Schroeder, The Hidden Face of God, Touchstone, New York, 2001, hlm. xi

DUNIA ILMIAH BERPALING KEPADA TUHAN

"Karena orang-orang sudah pasti terpengaruh oleh saya, saya ingin berusaha dan memperbaiki kerusakan besar yang mungkin telah saya lakukan." (Anthony Flew)Surat-surat kabar saat ini mengulang perkataan Anthony Flew yang dipenuhi penyesalan ini. Di masanya, Anthony Flew adalah filsuf ateis terkenal. Sebagai seorang profesor filsafat asal Inggris yang kini berusia 81 tahun, Anthony Flew memilih menjadi ateis di usia 15 tahun, dan pertama kali memunculkan namanya sendiri di dunia akademis dengan sebuah karya yang terbit di tahun 1950. Selama 54 tahun kemudian, ia mendukung ateisme sebagai pengajar di universitas Oxford, universitas Aberdeen, universitas Keele dan universitas Reading, di banyak universitas di America dan Kanada yang ia kunjungi, dalam berbagai debat, di buku-buku, di ruang-ruang kuliah dan dalam tulisan-tulisannya. Namun baru-baru ini, Anthony Flew telah mengumumkan bahwa ia telah meninggalkan kekeliruan ini dan menerima bahwa alam semesta telah diciptakan.Penyebab utama dari perubahan pandangan yang sangat mendasar ini adalah bukti jelas dan pasti yang diungkap ilmu pengetahuan tentang penciptaan. Setelah mengetahui kerumitan makhluk hidup yang didasarkan pada keberadaan informasi, Anthony Flew menyadari bahwa asal usul yang sesungguhnya dari kehidupan adalah rancangan cerdas (intelligent design) dan bahwa ateisme yang telah dianut dan dipertahankannya selama 66 tahun adalah filsafat yang telah terbantahkan. Anthony Flew mengemukakan alasan-alasan ilmiah yang mendasari perubahan keyakinan ini dalam ungkapan berikut:"Berdasarkan tingkat kerumitan yang hampir tak dapat dipercaya dari penataan yang dibutuhkan untuk memunculkan [kehidupan], penelitian para pakar biologi terhadap DNA telah menunjukkan bahwa suatu kecerdasan pastilah telah ikut campur tangan." (1)"Sudah terlampau sulit bahkan untuk memulai berpikir tentang membangun sebuah teori alamiah tentang evolusi makhluk hidup pertama yang dapat berkembang biak." (2)"Saya telah menjadi yakin bahwa sungguh mustahil makhluk hidup pertama berevolusi dari benda mati dan kemudian berkembang menjadi makhluk yang luar biasa rumitnya. " (3)Penelitian DNA yang dikutip Anthony Flew sebagai alasan mendasar perubahan pandangannya telah benar-benar mengungkap fakta-fakta mengejutkan tentang penciptaan. Bentuk heliks (rantai ganda terpilin) dari molekul DNA , kode genetik yang ada padanya, susunan nukleotida yang menggugurkan teori kebetulan, kemampuan menyimpan sejumlah besar informasi, dan banyak penemuan mengejutkan lainnya telah mengungkapkan bahwa struktur dan fungsi-fungsi molekul ini dirancang bagi kehidupan dengan rancangan khusus. Ulasan para ilmuwan yang menggeluti penelitian DNA menjadi saksi atas fakta ini.Contohnya adalah Francis Crick, salah seorang ilmuwan yang mengungkap bentuk heliks DNA. Dihadapkan pada penemuan tentang DNA, Francis Crick mengakui bahwa asal usul kehidupan mengisyaratkan sebuah keajaiban:Seorang yang jujur, yang memiliki seluruh pengetahuan yang kini tersedia di hadapan kita, hanya dapat menyatakan bahwa dalam beberapa hal, asal usul kehidupan saat ini tampak hampir menyerupai sebuah keajaiban, sungguh banyak kondisi yang harus dipenuhi agar hal tersebut dapat terjadi. (4)Berdasarkan perhitungannya, Led Adleman dari Universitas Southern California di Los Angeles mengatakan bahwa satu gram DNA dapat menampung informasi sebanyak satu triliun CD. (5) Gene Myers, seorang ilmuwan yang dipekerjakan pada Human Genome Project (Proyek Genom Manusia), mengatakan hal berikut ini ketika berhadapan dengan penataan menakjubkan DNA yang ia saksikan: "Apa yang sungguh mengejutkan saya adalah arsitektur kehidupan... Sistemnya begitu teramat rumit. Sepertinya hal itu telah dirancang...Ada kecerdasan mahahebat di sana." (6)Fakta paling mengejutkan tentang DNA adalah bahwa keberadaan informasi genetik yang terkodekan (berupa sandi) sudah pasti tidak dapat dijelaskan dalam istilah materi dan energi atau hukum-hukum alamiah. Dr. Werner Gitt, profesor di Institut Fisika dan Teknologi Federal Jerman (the German Federal Institute of Physics and Technology), mengatakan berikut ini seputar masalah tersebut: Sebuah sistem pengkodean (sistem sandi) selalu merupakan hasil dari suatu proses mental... Perlu ditegaskan bahwa materi saja tidak mampu memunculkan kode apa pun. Seluruh pengalaman menunjukkan bahwa dibutuhkan sebuah wujud yang mampu berpikir yang dengan kehendaknya sendiri menggunakan kemauan bebasnya, kemampuan memperoleh pengetahuan, dan kemampuan berkaryanya… Belum pernah ada hukum alamiah yang dengannya materi dapat memunculkan informasi, belum pernah ada pula proses fisika atau fenomena materi yang dapat melakukan hal ini. (7) Para ilmuwan dan filsuf pendukung penciptaan berperan besar dalam penerimaan perancangan cerdas (intelligent design) oleh Anthony Flew, yang didukung oleh semua penemuan ini. Sebelumnya, Anthony Flew turut serta dalam sejumlah debat dengan para ilmuwan dan filsuf yang mendukung penciptaan, dan saling bertukar pikiran dengan mereka. Titik balik dalam proses tersebut adalah sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Metasaintifik (the Institute for Metascientific Research) di Texas pada bulan Mei 2003. Anthony Flew ikut serta bersama dengan pengarang Roy Abraham Varghese, pakar fisika dan biologi molekuler asal Israel Gerald Schroeder, dan filsuf Katolik Roma John Haldane. Anthony Flew terkesan oleh kuatnya bukti ilmiah yang mendukung penciptaan dan karakter meyakinkan dari argumen-argumen penentangnya, dan menanggalkan ateisme sebagai keyakinan setelah diskusi itu. Dalam surat yang ia tulis kepada majalah Inggris, Philosophy Now edisi Agustus-September 2003, ia memuji buku Schroeder "The Hidden Face of God: Science Reveals the Ultimate Truth" (Wajah Tersembunyi Tuhan: Ilmu Pengetahuan Menyingkap Kebenaran Hakiki) dan buku Varghese "The Wonderful World" (Dunia Yang Menakjubkan). (8) Selama wawancara dengan profesor filsafat dan teologi Gary R. Habermas, yang juga berperan besar dalam merubah pandangannya (9), dan dalam video "Has Science Discovered God?" (Sudahkah Ilmu Pengetahuan Menemukan Tuhan?), ia secara terbuka menyatakan bahwa ia percaya pada perancangan cerdas (intelligent design)."Kecerdasan Meliputi Alam Semesta"dan Keruntuhan AteismeDi hadapan seluruh perkembangan ilmiah sebagaimana dipaparkan di atas, pengakuan adanya perancangan cerdas (intelligent design) oleh Anthony Flew, yang terkenal sebagai pembela ateisme selama bertahun-tahun, mencerminkan sebuah pemandangan terakhir dalam proses keruntuhan yang dialami ateisme. Ilmu pengetahuan modern telah menyingkap keberadaan suatu "kecerdasan yang meliputi alam semesta", yang dengannya menyingkirkan ateisme.Dalam bukunya "The Hidden Face of God" (Wajah Tersembunyi Tuhan), Gerald Schroeder, salah seorang ilmuwan pendukung penciptaan yang berpengaruh dalam merubah keyakinan Anthony Flew, menulis: "Sebuah kesadaran, kearifan universal, meliputi alam semesta. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, khususnya yang meneliti sifat quantum dari materi penyusun atom, telah menggiring kita mendekati pemahaman yang mengejutkan: seluruh keberadaan adalah perwujudan dari kearifan ini. Di laboratorium-laboratorium, kita mendapatinya sebagai informasi yang pertama-tama secara fisik mewujud sebagai energi dan kemudian terpadatkan hingga menjadi bentuk materi. Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, terlihat mewakili satu tingkatan dari informasi, dari kearifan." (10)Penelitian ilmiah terhadap cara kerja sel dan partikel-partikel penyusun atom materi telah mengungkap fakta ini tanpa dapat dibantah: Kehidupan dan alam semesta dimunculkan menjadi ada dari ketiadaan oleh kehendak dari suatu wujud yang memiliki kecerdasan dan kearifan yang mahatinggi. Tidak ada keraguan bahwa pemilik pengetahuan dan kecerdasan yang meliputi alam semesta di seluruh tingkatannya adalah Allah Yang Mahakuasa. Allah menyatakan kebenaran ini dalam Al Qur'an: Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 2:115)1- i Richard N. Ostling, "Lifelong atheist changes mind about divine creator," The Washington Times 10 December 2004; http://washingtontimes.com/national/20041209-113212-2782r.htm 2- Antony Flew, "Letter from Antony Flew on Darwinism and Theology," Philosophy Now; http://www.philosophynow.org/issue47/47flew.htm3- Stuart Wavell and Will Iredale, "Sorry, says atheist-in-chief, I do believe in God after all," The Sunday Times, 12 December 2004; http://www.timesonline.co.uk/article/0,,2087-1400368,00.html4- Francis Crick, Life Itself: Its Origin and Nature, New York: Simon & Schuster, 1981, hlm. 885- John Whitfield, "Physicists plunder life's tool chest", 24 April 2003; http://www.nature.com/nsu/030421/030421-6.html6- San Francisco Chronicle, 19 February, 20017- Werner Gitt, In the Beginning Was Information, CLV, Bielenfeld, Germany, hlm. 64-7, 798- Antony Flew, "Letter from Antony Flew on Darwinism and Theology," Philosophy Now; http://www.philosophynow.org/issue47/47flew.htm9- "Atheist Becomes Theist: Exclusive Interview with Former Atheist Antony Flew;" http://www.biola.edu/antonyflew/index.cfm10- Gerald Schroeder, The Hidden Face of God, Touchstone, New York, 2001, hlm. xi

DURI PUN BISA MENJADI MAKANAN

Maka apakah mereka tidak memperhatikan onta bagaimana dia diciptakan, Dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (QS. Al-Ghashiyah, 88: 17-20) Segala sesuatu di alam semesta beserta ciri-ciri yang ada pada ciptaan ini menunjukkan Ilmu dan Kekuasaan Allah, Sang Pencipta yang Maha Agung. Allah seringkali menyatakan hal ini dalam Alqur'an, di mana ditegaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya pada hakikatnya adalah ayat, yakni tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ayat ini juga memiliki arti peringatan atau pelajaran bagi manusia. Di ayat ke-17 surat Al-Ghaasyiyah, Allah menyebut seekor binatang yang hendaknya kita pikirkan dan renungkan dengan seksama, yakni onta. Allah berfirman: " Maka apakah mereka tidak memperhatikan onta bagaimana dia diciptakan? " Salah satu ciri khas onta adalah struktur tubuh yang sangat kuat dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang paling ganas sekalipun. Onta mampu bertahan hidup berhari-hari tanpa makan dan minum. Mamalia ini dapat melakukan perjalanan jauh dengan beban ratusan kilogram di punggungnya selama berhari-hari. Tahan lapar dan hausOnta mampu bertahan hidup tanpa makan dan minum selama delapan hari pada temperatur 50°C. Dalam masa ini, ia akan kehilangan 22% dari keseluruhan berat tubuhnya. Manusia bisa mati jika ia kehilangan air dalam tubuhnya sebanyak 12% dari berat badannya, akan tetapi seekor onta kurus mampu tetap hidup kendatipun cairan tubuh sejumlah 40% dari berat tubuhnya telah hilang. Salah satu alasan mengapa onta mampu menahan rasa haus selama berhari-hari adalah sebuah mekanisme yang memungkinkannya untuk menaikkan suhu internal tubuhnya hingga 41°C. Dengan cara ini, hewan tersebut dapat menekan berkurangnya jumlah air hingga batas minimum pada temperatur paling panas pada siang hari di gurun. Onta juga mampu menurunkan suhu internal tubuhnya hingga 30°C di gurun dengan temperatur sejuk di malam hari. Pengguna air yang efisienDalam waktu sekitar 10 menit, onta mampu meminum air hingga 130 liter, jumlah yang kurang lebih setara dengan sepertiga berat tubuhnya. Di samping itu, onta memiliki struktur berlendir dalam hidungnya dengan ukuran 100 kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Hal ini memungkinkan onta mendapatkan 66% uap air yang terkandung dalam udara. Tidak ada yang mubadzirSebagian besar binatang akan mati keracunan ketika urea yang terakumulasi dalam ginjal mereka berdifusi ke dalam darah. Akan tetapi onta mampu memaksimalkan penggunaan air dan zat-zat makanan dengan cara mengalirkan urea berulang-ulang ke liver. Struktur darah dan sel onta sangatlah unik dan khas sehingga binatang ini mampu bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama tanpa air di padang pasir. Dinding sel pada onta memiliki struktur khusus yang mampu mencegah hilangnya air secara berlebihan. Tambahan lagi, adanya komposisi tertentu pada darah onta mencegah terjadinya pengurangan laju sirkulasi darah pada saat kadar air dalam tubuh onta menurun hingga batas minimum. Terdapat pula enzim albumin yang membantu daya tahan onta terhadap rasa haus. Enzim ini terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan pada makhluk hidup yang lain. Keberadaan ponok (=punggung yang menonjol vertikal ke atas) merupakan keuntungan tersendiri bagi onta. Seperlima berat tubuh onta adalah lemak yang tersimpan pada ponok tersebut. Karena tubuh mampu mengubah lemak menjadi senyawa bermanfaat lainnya termasuk air, maka penyimpanan lemak hanya pada satu tempat ini mencegah pengeluaran air dari keseluruhan tubuh onta. Hal ini memungkinkan onta menggunakan sesedikit mungkin air. Kendatipun onta berponok mampu menghabiskan 30-50 kg makanan dalam satu hari, dalam situasi yang sulit binatang ini mampu hidup selama satu bulan dengan hanya mengkonsumsi makanan 2 kg rumput per hari. Onta memiliki bibir yang sangat kuat dan mirip karet yang menjadikannya mampu memakan duri yang cukup tajam untuk merobek kulit yang tebal sekalipun. Di samping itu, onta memiliki perut dengan empat bilik, serta sistem pencernaan yang sangat kuat yang mampu mencerna apa saja yang dimakan onta. Ciri-ciri ini sangat sesuai bagi binatang yang hidup di iklim sangat kering. Perlindungan terhadap tornado dan badaiMata onta memiliki bulu mata yang tersusun menjadi dua lapisan. Lapisan bulu mata ini membentuk sebuah perangkap yang mampu melindungi mata onta dari badai pasir yang ganas. Di samping itu, onta dapat menutup hidungnya sehingga mencegah masuknya pasir ke dalam hidung. Perlindungan terhadap panas dan dinginRambut tebal yang menutupi tubuh onta mampu melindungi kulit onta dari terpaan sinar matahari yang panas membakar. Sebaliknya, pada cuaca yang amat dingin rambut ini mampu menjaga tubuh onta agar tetap hangat. Onta padang pasir tidak begitu terpengaruh oleh temperatur yang mencapai 50°C. Sebaliknya, onta Bactrian yang berponok ganda mampu bertahan hidup pada suhu -50°C. Onta jenis ini dapat hidup di ketinggian 4000 meter di atas permukaan laut. Tapak kaki yang tahan panasTelapak kaki onta memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan ukuran dan panjang kakinya. Kaki ini dirancang secara khusus dan sengaja diciptakan dengan ukuran besar untuk membantu berjalan di atas padang pasir dengan mudah tanpa terperosok. Telapak kaki ini memiliki bentuk melebar dan menggembung. Selain itu, kulit yang tebal pada telapak tersebut merupakan bentuk perlindungan terhadap pasir gurun yang panas membakar. Sekelumit uraian tentang onta di atas sudah sepatutnya mendorong kita untuk merenung sejenak: apakah onta melakukan adaptasi terhadap tubuhnya sendiri terhadap iklim padang pasir? Apakah binatang tersebut membuat sendiri lapisan lendir pada hidungnya, atau ponok yang menjulang di atas punggungnya? Apakah onta merancang sendiri bentuk hidung dan struktur matanya agar mampu melindungi dirinya dari tornado dan badai padang pasir? Benarkah hewan mamalia ini mendisain sendiri struktur darah dan sel-selnya berdasarkan prinsip efisiensi penggunaan air? Onta sendirikah yang memilih jenis rambut untuk menutupi seluruh tubuhnya? Sebagaimana makhluk hidup yang lain, sudah pasti bahwa onta tidak mampu melakukan satu pun dari segalah hal di atas atau sengaja menjadikan dirinya bermanfaat untuk manusia. Bisa dimengerti jika ayat Alqur'an: " Maka apakah mereka tidak memperhatikan onta bagaimana dia diciptakan? " menyuruh kita untuk memperhatikan penciptaan binatang yang menakjubkan ini. Sebagaimana makhluk hidup yang lain, onta pun telah dilengkapi Allah dengan berbagai ciri yang unik dan istimewa, dan di tempatkan di bumi ini sebagai ayat, tanda-tanda kebesaran Pencipta. Bagi onta, ia telah diciptakan dengan penampakan fisik yang luar biasa untuk kepentingan manusia. Sedangkan bagi manusia sendiri, selain mendapatkan manfaat dari onta, mereka diperintahkan oleh Allah untuk memperhatikan dan memikirkan segala keajaiban ciptaan yang ada di alam semesta, termasuk onta. Sehingga manusia akan takjub, tunduk dan patuh pada Al-Khaaliq, Pencipta segala sesuatu, Dialah Allah. Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keEsaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (QS. Luqmaan, 31: 20)

Lidah Bunglon Lebih Cepat daripada Pesawat Jet Tempur

Buku-buku teks zologi menjelaskan bahwa lidah balistik bunglon diperkuat oleh seutas otot pemercepat (akselerator). Otot ini memanjang ketika menekan ke bawah pada tulang lidah, yang berupa tulang rawan kaku di tengah lidah, yang membungkusnya. Akan tetapi, dalam sebuah penelitian yang telah disetujui untuk diterbitkan oleh majalah ilmiah Proceedings of the Royal Society of London (Series B), dua ahli morfologi yang memelajari kebiasaan makan bunglon menemukan unsur-unsur lain yang terkait dengan gerakan cepat lidah binatang ini. (1)Kedua peneliti Belanda ini, Jurriaan de Groot dari Universitas Leiden, dan Johan van Leeuwen dari Universitas Wageningen, mengambil film-film sinar X berkecepatan tinggi, yakni 500 bingkai per detik, dalam rangka menyelidiki bagaimana lidah bunglon bekerja ketika menangkap mangsa. Film-film ini menunjukkan bahwa ujung lidah bunglon mengalami percepatan 50 g (g = konstanta gravitasi). Percepatan ini lima kali lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh sebuah jet tempur.Para peneliti ini membedah jaringan lidah dan menemukan bahwa otot pemercepat sama sekali tidak cukup kuat untuk menghasilkan gaya yang diperlukan ini sendirian. Dengan meneliti lidah bunglon, mereka menemukan keberadaan sedikitnya 10 bungkus licin, yang hingga saat itu belum diketahui, di antara otot pemercepat dan tulang lidah. Bungkus-bungkus ini, yang melekat ke tulang lidah di ujungnya yang terdekat dengan mulut, teramati mengandung serat-serat protein berajutan spiral. Serat-serat ini memadat dan berubah bentuk ketika otot pemercepat mengerut dan menyimpan tenaga bagaikan seutas pita karet yang tertekan. Ketika mencapai ujung bulat tulang lidah, bungkus-bungkus yang ketat dan memanjang ini secara bersamaan menggelincir dan mengerut dengan kekuatan dan melontarkan lidah. Secepat serat-serat ini menggelincir dari tulang lidah, bungkus-bungkus saling memisahkan diri bagaikan tabung-tabung sebuah teleskop, dan karena itu lidah mencapai jangkauan terjauhnya. Van Leeuwen berkata, “ini adalah ketapel teleskopis.” Ketapel ini memiliki ciri lain yang amat menyolok. Ujung lidah mengambil bentuk hampa pada saat menghantam mangsa. Ketika terlontar, lidah ini dapat menjulur sejauh enam kali panjangnya ketika istirahat di dalam mulut, dan dua kali panjang tubuhnya sendiri.Jelaslah bahwa bungkus-bungkus yang saling terhubung pada lidah bunglon ini tidak pernah dapat dijelaskan menurut evolusi. Dalam wacana itu, mari kita ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:1. Bagaimanakah masing-masing bungkus ini berevolusi ke tempatnya yang benar?2. Bagaimanakah lidah tumbuh sedemikian panjang?3. Bagaimanakah otot pemercepat muncul?4. Bagaimanakah bungkus-bungkus menyelaraskan gerak-geriknya sehingga membuat lidah mencapai panjang maksimumnya?5. Bagaimanakah bungkus-bungkus menumbuhkan kemampuan untuk “memanjangkan diri bak tabung-tabung teleskop”?6. Bagaimanakah binatang tersebut menyatukan semua bagian ini setelah “meluncurkan” lidah?7. Jika lidah ini diperoleh sebagai sifat menguntungkan akibat proses evolusi, lalu mengapa sifat unggul ini tidak berkembang pada binatang-binatang lain dan mengapa binatang-binatang lain tidak memiliki cara berburu yang sama?8. Bagaimanakah bunglon (atau binatang yang dianggap moyang peralihannya) dapat bertahan hidup ketika semua sistem yang rumit ini diduga pelan-pelan berevolusi? (2)Seorang evolusionis tidak akan memiliki jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan ini. Gambar di sebelah kiri, sebuah lukisan yang mewakili penampang melintang lidah bunglon, menyingkapkan bahwa sistem sempurna ini bergantung pada penciptaan yang amat khusus. Kelompok-kelompok otot dengan sifat-sifat yang berbeda secara tanpa cela melontarkan lidah, memercepatnya, menyebabkan lidah mengambil bentuk isap ketika menghantam mangsanya dan lalu cepat-cepat menariknya. Kelompok-kelompok otot ini sama sekali tidak saling menghalangi fungsi masing-masing, namun bekerja dengan cara yang terselaraskan dalam menghantam mangsa dan menarik lidah kembali ke mulut dalam waktu kurang dari sedetik. Tambahan lagi, berkat kerjasama antara sistem penglihatan dan otak, kedudukan mangsa diukur dan perintah bagi lidah balistik untuk “menembak!” diberikan oleh syaraf yang mengirimkan isyarat di dalam otak.Sudah pasti, bunglon tidak dapat memikirkan dan merancang sendiri rancangan yang demikian rumit itu. Penciptaan ini menyingkapkan keberadaan Allah, Sang Mahatahu dan Mahakuasa. Tidak ada keraguan bahwa Allahlah, Yang Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahabijaksana, Yang menciptakan bunglon.1. Menno Schilthuizen, "Slip of the Chameleon's Tongue," Science Now, 8 March 2004,

http://sciencenow.sciencemag.org/cgi/content/full/2004/308/12. Brad Harrub, "The Chameleon's Incredible (Tongue) Acceleration!", http://www.apologeticspress.org/inthenews/2004/itn-04-08.htm